Responsive Banner design
Home » » Cerpen Sedih " AYAH "

Cerpen Sedih " AYAH "



dedem bergegas ke kantin saat istirahat tiba. tepat di depan ruang perpustakaan ada seorang yang memanggilnya " dem, sini. " teriakan seorang yang entah siapa itu. Dedem pun menoleh, ternyata yang memanggilnya ialah guru BK di sekolahnya. " nak, ibu nitip surat ini  ke orang tuamu " ujar guru tersebut. tanpa menyaut, si dedem langsung pergi meninggalkan ibu tersebut. hingga sesampainya di kantin dedem membaca surat itu yang ternyata isinya adalah surat panggilan kepada orang tuanya. dedem termasuk siswa yang paling terkenal akan kenakalan dan kemalasannya, dia juga  sempat tidak naik saat kelas X. maka dari itu banyak guru yang bertindak seakan tidak suka dengan keberadaan dedem. usai membaca surat yang diberi guru tadi, dedem langsung menyobek surat tersebut.  bertepatan saat deden menyobek, datang ibu ria selaku salah satu guru di sekolahnya dan melihat apa yang dilakukan dedem. " lah, kok di sobek nak? surat penting loh itu, kok malah disobek. makanya jangan bolos terus biar gak dikasih surat panggilan terus " tegur ibu ria. "bu, ibu mau ngasih 10 surat panggilan ke orang tua saya juga percuma, toh orang tua saya sudah tidak peduli " dedem membalas teguran ibu ria dengan nada menantang. guru tadi pun langsung lemas dan mencoba menasihati dedem " uss, tidak boleh gitu. orang tuamu memperlakukan kamu seperti itu pasti ada alasannya nak. cobalah kamu berubah jangan bisanya  cuma ngerepotin orang tua, kasian loh orang tuamu " ibu ria mencoba menasihati dedem sambil menepuk bahunya. dedem pun tak mampu menjawab nasihat guru tersebut, dan bergegaslah dia pindah dan meninggalkan ibu ria dari kantin. " dedem kenapa bu? " tanya penjaga kantin. "entahlah pak. " saut bu ria sambil berjalan meninggalkan kantin.

‌Bel berbunyi, pertanda jam pulang telah tiba. bukannya langsung pulang, dedem masih mampir ke warung dekat sekolahnya untuk nongkrong bersama temannya sambil rokok'an. tak jarang warung tersebut di grebek oleh gurunya karena banyak siswa yang roko'an dengan mengunakan seragam termasuk dedem. namun pada saat itu tidak ada. hinggal akhirnya dedem bergegas pulang pada pukul 15.15 WIB. "Assalamu'alaikum." salam dedem sambil membuka pintu. " Waalaikumsalam. pulangnya kok sore nak? " tanya ibu dedem sambil menjawab salamnya. tidak terdengar sautan dari dedem sambil berjalan ke kamarnya. dengan sedikit rasa kecewa, ibunya menyiapkan makanan untuk dedem yang kebetulan sang ibu memasak masakan kesukaannya. " Nak makan dulu nih, ibu masak tempe balado loh " ujar ibunya sambil membujuk dedem untuk makan. Lagi-lagi tanpa menyaut, dedem mengambil makanan di tangan ibunya dan berjalan menuju ke ruang tv. ibunya pun menghampiri sambil bertanya " kamu kenapa nak? kok ibu lihat dari tadi kamu diam terus " tanya sang ibu karena melihat tingkahnya yang aneh. " gak papa kok bu, dedem cuma kecapean aja " jawab dedem dengan menutupi masalahnya saat itu. " jujur nak, ibu tau pasti ada masalah lagi kan? " tanya ibunya lagi dengan menebak-nebak. akhirnya dedem jujur kepada ibunya " iya bu, dedem tadi di beri surat panggilan orang tua. tapi suratnya sudah dedem sobek tadi " dedem mencoba menjawab pertanyaan ibunya dengan jujur. " kan apa yang ibu bilang, pasti ada apa-apa. kok bisa di kasih surat panggilan orang tua lagi? masalahnya kenapa? " tanya ibunya yang merasa kaget. " dedem sering bolos lagi bu. " jawab deden dengan merasa bersalah. " hmm kamu nak bikin orang tua pusing terus mikirin kamu. yaudah lanjutin makan gih " ibunya berkata sambil mengelus dada. ibunya meninggalkan dedem dan pergi ke kamarnya. " gerbuak,     gerbuakk " bunyi sepatuh ayah yang sedang di buka. pertanda beliau datang dari kantor. " dem, demm " sang ayah memanggil dedem dengan nada keras. " iya yahh, ada apa? " saut dedem sambil menghampiri ayahnya. " kamu yah bisanya cuma bikin repot orang tua. kenapa kamu sobek surat yang di kasih gurumu tadi? " bentak ayahnya. dedem pun bingung kenapa ayahnya bisa tau. ternyata ibu ria lah yang menelpon ayahnya dan memberi tahu semua yang terjadi di sekolahnya tadi pagi. tak mendengar saut dari dedem, ayahnya lagi-lagi membentak " kalau kamu sekolah maen-maen lagi, langsung berhenti aja. ngerti? " ujar ayahnya sambil mengancam. " iya iyaa, gak bakal lagi deh yah " jawab deden sambil mencium tangan ayah dan ibunya. " mulai sekarang kamu tidak boleh keluar malam " bentak ayahnya lagi. dedem pun diam hingga akhirnya si ayah dan ibu meninggalkannya di ruang tamu.

‌sejak masalah tersebut dedem mulai rajin bersekolah. dia juga tidak pernah keluar malam. hingga suatu hari saat ayahnya lagi di kantor, beliau merasa kesakitan pada bagian dada. beliau langsung menuju rumah sakit untuk memeriksanya. setelah melalui tahapan-tahapan pemeriksaan, akhirnya dokter memvonis ayah dedem mengalami sakit jantung. Dengan rasa tidak percaya akhirnya sang ayah langsung pulang ke rumah untuk istirahat tanpa memberi tahu tentang penyakitnya kepada keluarganya. Hari demi hari berjalan tanpa adanya kendala di keluarga dedem. Siang itu, disaat dedem sedang sekolah tiba-tiba dia ingin sekali pulang dan mengajak teman akrabnya yaitu rocki untuk pulang. Padahal saat itu belum waktunya siswa untuk pulang. " rok, pulang yuk " dedem mencoba mengajak rocki untuk pulang. " ogah ah, udah hampir waktunya pulang juga " sautan rocki menolak ajakan dedem. Dedem merasa kesal kepada rocki karena telah menolak ajakannya. Hingga akhirnya dedem duduk sendiri di sepan mushollah dengan mengendong tasnya yang berniatan untuk pulang terlebih dahulu. Entah kenapa, rasa kesal dedem terhadap rocki membuatnya sangat-sangat marah saat itu. Hingga akhirnya dia memutusman untuk pulang sendirian meskipun bukan waktunya pulang. Dengan tenang dedem keluar sekolah melewati pagar depan padahal masih ada satpam yang menjaganya. " woii, balik balik. saya laporin ke kepala sekolah kamu yah " teriakan satpam yang mencoba mengancamnya. Dedem terdiam dan menatap tajam mata si satpam. " kenapa kok lihat-lihat saya seperti itu? sudah pernah tidak naik kelas masih saja ya kelakuanmu. lagi-lagi si satpam ngomel kepada dedem. Kebetulan dedem sangat-sangat tidak suka jika permasalahan tidak naik kelasnya dulu di ungkit kembali. " maksud sampean apa pak kok ngungkit-ngungkit tidak naik kelas? tanya dedem dengan nada menantang. " kan emang kenyataannya seperti itu? " jawab satpam. Tangan dedeh mulai di gepalkan seolah-olah ingin memukul satpam tersebut. Melihat tangan dedem menggepal, si Satpam pun berdiri dengan mengulurkan tangannya seakan mau menangkis pukulan sambil berkata " kamu mau mukul saya yahh " ujar si satpam. kesal dedem pun tambah membara, karena rocki menolak ajakannya dan si satpam seolah nyolot banget terhadapnya. Dedem memang tergolong orang yang emosian. Tanpa basa-basi si dedem langsung memukuli satpam tersebut hingga babak belur. Kebetulan di depan sekolah banyak tukang becak yang menunggu langganannya. " lari nak, nanti ketauan " ujar salah satu tukang becak menyuruh dedem untuk kabur. Namun tidak nutut, ternyata banyak guru yang kebetulan menyaksikan dedem memukuli satpam tersebut. Dengan cepat guru-guru yang melihat langsung mengejar dedem. Dedem sudah agak jauh dari kejaran guru-guru tadi, dan salah satu guru berteriak " kalau kamu terus lari, kamu tidak akan pernah sekolah lagi " teriakan salah seorang guru dengan keras. Akhirnya dedem berhenti dan terdiam. dan akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke sekolahnya bertujuan untuk meminta maaf kepada satpam di sekolahnya. Dengan di seret-seret bajunya, dedem dieret ke ruang guru. Tak sedikit siswa lainnya melihat dedem di bentak-bentak oleh semua guru di ruang guru tersebut. hingga datang guru kesiswaan sambil berkata " keluarkan saja, ini sudah kelewatan " pernyataan guru tersebut sambil menuju komputer di ruang tersebut untuk menuliskan surat DO. Mungkin saat itu tuhan berpihak kepada dedem, karena saat guru tersebut mau menghidupkan komputer ternyata sedang mati lampu. Yang akhirnya dedem tidak jadi menerima surat DO pada hari itu. Ada salah satu seorang guru yang merasa kasihan melihat dedem. Guru tersebut bernaama bu titik. Bu titik sangat disegani di sekolah tersebut karena merupakan guru yang paling senior di sekolah tersebut. " sini nak " ujar bu titik menyuruh dedem untuk menghampirinya.  " kamu minta maaf ke pak satpam, terus bilang sama orang tuamu besok suruh kesini tanpa adanya surat panggilan. mengerti? " ujar bu titik dengan nada tegasnya. " baik bu " jawab dedem sambil menuju satpam tadi untuk meminta maaf. Guru yang lain terdiam saat melihat tindakan bu titik ini. Seolah tidak setuju namun tidak berani untuk menentangnya. Setelah dedem melakukan apa yang di suruh bu titik tadi, semua siswa boleh di pulangkan. tak sedikit teman dedem yang bercanda dengan mengatakan terima kasih, karena berkatnya semua siswa bisa pulang lebih awal. Dedem ketakutan untuk memberi tahu masalah ini kepada orang tuanya karena dia mengira pasti akan membuat kedua orang tuanya kecewa besar terhadapnya. Herannya, meskipun dia sedang mengalami masalah yang bisa dikatakan besar, dia menyempatkan mampir ke warung kopi dekat sekolah lagi yang mungkin dia butuh waktu untuk merangkai kata agar dapat menyampaikan masalah ini kepada orang tuanya. " kok bisa tengkar sama satpam dem? " tanya teman-temannya yang berada di tempat itu juga. dedem mengabaikan pertanyaan-pertanyaan temannya hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk pulang dan memberi tahu apa yang sedang terjadi kepasa orang tuanya. " Bu, buu, buu " teriak dedem yang sedang  mencari ibunya. " ada apa nak? " saut ibu dan berjalan menghampiri dedem. " bu, dedem tengkar sama satpam di sekolah " ujar dedem sambil nangis. " lah, kenapa nak? kok bisa tengkar? kamu ya kok cuma bisanya bikin orang tua nangis nakk " tanya ibu dengan tangisnya yang pecah. " iya bu, dedem memang yang salah. maafin dedem ya bu " jawab dedem sambil mencium kaki sang ibu.

" Duh, gimana kalau kamu sampai di keluarkan dari sekolah nak. ibu tidak mau semua itu terjadi " ujar sang ibu sambil menangis. Melihat ibunya menangis, Dedem tambah histeris lagi nangisnya. Mungkin dia merasa benar-benar bersalah saat itu. Ditambah lagi dengan mendengar perkataan ibunya tersebut si Dedem baru menyadari bahwa orang tuanya sanga-sangat menyayanginya. Tak lama kemudian ayahnya datang dari kantornya. Ayahnya pun merasa bingun dan kaget melihat istri dan anaknya sama-sama menangis histeris. Dengan rasa penasaran sayng ayah bertanya " ada apa buk? ". " Dedem tadi tengkar dengan satpam di sekolahnya yah " ujar ibu dengan tangisannya yang semakin menjadi. Setelah mendengar informasi tersebut ayah dedem tiba-tiba terjatuh dengan nafasnya yang ter engah-engah. " yah bangun yah, ayah kenapa? " teriakan dedem kepada ayahnya. Dedem dan ibunya merasa kebingungan mau melakukan apa saat itu. Akhirnya keluarga lainnya serta tetangganya saling berdatangan karena mendengar suara tangisan yang teramat kencang dari rumahnya. Namun apadaya, Tuhan berkata lain. Ayah dedem telah meninggal sebelum semuanya datang. Isak Tangispun tak dapat di hindari. terlebih lagi sang ayah termasuk seseorang yang ramah terhadap tetangga. Dedem dan ibunya sangat terpukul saat itu. Sang ibu yang menangis histeris sempat tidak sadarkan diri untuk beberapa kali. Sedangkan dedem dicoba ditenangkan oleh mas roni selaku sepupunya. " Sabar dem, sabaarr. ini semua udah takdir Allah " ujar mas roni sambil mengelus-elus kepala dedem. " Tidak mas, ini semua salahku. Ayah tidak akan meninggal jika aku tidak menjadi beban di hidupnya " Teriakan dedem kepada mas roni. " Ini bukan salahmu. Semuanya sudah takdir yang maha kuasa nak. Sekarang tinggal kamu dan ibumu. Kamu harus berubahh. Buang semua sifat-sifat negatifmu yang dulu. Ingat, sekarang kamulah yang bertanggung jawab terhadap ibumu sebagai pengganti ayahmu " Ujar mas roni bermaksud menenagkan Dedem. Hingga akhirnya Dedem mulai tenang.

Tiba waktunya proses pemakaman sang ayah. Dengan menangis, Dedem tetap memikul peti jenazah ayahnya dari rumah hingga ke tempat pemakaman dengan terus menerus mengumandangkan bacaan  " Laila haillallah ". Kesedihan menyelimuti proses pemakaman yang sedang berlangsung. Setelah sang ayah telah tiada, dedem baru menyadari bahwa kehilangan ayah sangat-sangat menyakitkan. Ditambah lagi dengan umurnya yang masih SMA. Dia merasa sangat menyesal dengan apa yang dilakukan selama ini.


Pesan Moral : Di setiap pertemuan, akan datang perpisahan. Maka dari itu, sebelum perpisahan datang jangan sampai mengecewakan orang-orang di sekitarmu agar kelak jika perpisahan itu benar-benar datang kalian tidak lagi merasa menyesal.

0 comments:

Post a Comment