Responsive Banner design

Cerpen Remaja - Cinta Tak Berujung

" tinung tinung " bunyi hp riko. Dengan penuh rasa penasan dia membuka pesan bbm yang masuk dan ternyata pesan tersebut hanyalah broadcase pin dari temannya. " huft kirain ada yang mau ngajak chat " ujar riko dalam hati. " eh pin cewek nih. invite ahh " ucap riko kegirangan. setelah riko menginvite pin yang didapat dari broadcase temannya, ternyata langsung di accept. hingga si riko memberanikan diri untuk sepik-sepikin tuh cewek.

" PING!!! " pesan riko kepada anggi namanya.
 " iyaa, siapa? " jawab anggi. "
" aku riko, anggi ya? kenalan boleh kan :) " balasan riko.
" iya boleh " angi menjawabnya dengan singkat.
" cuek banget yah, jawabnya cuma iya boleh aja hehee " riko mencoba memancing anggi agar tidak cuek lagi kepadanya.
" kan baru kenal, masak mau sok deket langsung aja, enggk kan " jawab anggi.

Riko langsung lemas saat membaca balesan si anggi. tapi dia tetap semangat untuk mencoba mendekatinya. hingga akhirnya percakapan antara riko dan anggi pun sudah lancar dalam artian tidak ada yang cuek antara mereka. seiring berjalannya waktu riko pun mengajak jalan anggi ketika mereka sedang telponan.

" besok jalan yuk 😉 " ucap riko.
" mau kemana emangnya? " tanya si anggi.
" ya kemana kek, yang penting jalan aja heheh " jawaban riko dengan penuh harap.
" eh masak ia cuma mau muter-muter aja, traktir makan kek 😁 " ujar anggi.
dengan bahagianya riko menjawab " hehe iyaiya siap, besok tak traktir bakso deh di deket kampusku enak lho ".
" yaudh sampai jumpa besok ya, assalamualaikum " ucap anggi.
" oke sip, walaikum salam " jawab riko.

Setelah diakhirinya percakapan tersebut riko kebingungan dengan baju yang akan dipakai esok. " duhh, mau pakek baju yang mana yahh " ucap riko sambil memilah-milah bajunya. akhirnya riko sudah memutuskan untuk memakai baju yang telah di pilihnya. segala persiapan sudah siap, tinggal menungu waktu saja untuk mereka ketemuan. esok haripun telah tiba.

 tepat pukul 18.30WIB riko langsung menghubungi anggi " haloo, kamu dimana? aku jemput sekarang yah ".
" aku dirumah. iya rikonya hati-hati lho " jawab anggi dengan sangat perhatiannya kepada riko.
" iya siap bos " jawab riko dengan sedikit membanggakan si anggi.

Akhirnya riko bergegas menuju rumah anggi. sesampainya disana, mereka sedang disibukkan dengan tujuan mereka malam itu.

" kemana nih kita? " tanya riko.
" terserah kamu aja " jawab anggi.
" lah kok terserah, jangan dong. mau langsung makan ta? lagi-lagi riko bertanya.
" belum laper, ntaran aja deh abis jalan " jawab anggi.
" oke sipp " ucap riko sambil menghidupkan sepeda motornya.

Akhirnya riko berinisiatif untuk mengajak anggi ke salah satu mol di sana.

" udah nyampek. yuk turun " ujar riko.
dan anggi pun turun dari motor.
" ko aku maluu " ucap anggi yang menampakkan sifat pemalunya.
" kok malu sih, udah yuk masuk aja " jawab riko sambil meneret pelan tangan anggi.

Candaan demi candaan tak bisa dihindari. mereka berdua merasa nyambung ketika ngobrol. setelah lumayan lama keliling mol, riko memutuskan untuk membeli donat di gerai depan mereka berdiri saat itu.

" mbak, donatnya dua ya " ucap riko kepada penjual donat tersebut.
" rasa apa mas? " tanya dia balik.
" kamu rasa apa gi? " riko menanyakannya kepada anggi.
" coklat aja deh " jawab anggi.
" coklat semua aja mbak " ujar riko kepada penjual.
" baik mas, ditungu ya " jawabnya.

selagi menunggu, riko melihat ada salah satu stand yang menjual bermacam bunga disana. Dengan melihat stand bunga tersebut riko langsung kepikiran untuk membelikannya untuk anggi. dengan menghindar dari penglihatan anggi, riko meniti-niti meninggalkan anggi tanpa sepengetahuannya dan bergegas pergi ke stand bunga tadi.

" mbak, bunga mawarnya satu " pesan riko.
" mawar yang mana mas? putih atau merah? tanya balik si penjual.
" putih aja deh, trus kasih tambahan lagi ya mbak yang sekiranya lebih romantis heheh " jawab si riko dengan genitnya.
 " kebetulan ini udah ada yang jadi mas, kalau yang ini mau tidak? " tanya penjual sambil menunjukkan bunga mawar yang sudah jadi di rangkai.
" boleh deh bak, bungkus wes " ucap riko

Agak lama menghilang dari anggi, ternyata anggi dengan menenteng 2 donat tadi lagi kebingungan mencari keberadaan riko.
 tiba-tiba riko mengagetkannya dari belakang " haaaa ".
" ih riko yah, kaget taukk " ujar anggi.
" yaudah maaf deh, sebagai tanda minta maaf aku kasih ini " ucap riko sambil mengeluarkan bunga dari belakang.
" yaampun, kamu yahh " tutur anggi sambil senyum-senyum kepada riko.
" ambil dong :) " ucap riko.

Tangan anggi pun perlahan untuk mengambil bunga tersebut sambil menatap mata si riko.
" makasih yah " ucap anggi sambil senyum tipis gitu.
" iya sama-sama. eh duduk sana aja yuk sambil makan donatnya " ajak riko.

Mereka berdua pun duduk santai di kursi dekat gerai donat tadi sambil memakan donat yang dibeli tadi. setelah habis, mereka ngobrol-ngobrol tentang apapun itu. beberapa lama kemudian, riko mengajak anggi untuk pulang. karena saat itu memang sudah agak malem sekitar pukul 22.00WIB. bergegaslah mereka untuk pulang.

Sesampainya di rumah masing-masing. tiba-tiba ada pesan masuk ke ponsel riko. ternyata pesan tersebut dari anggi yang isinya
" makasih yah untuk hari ini ". Riko mulai senyum-senyum sendiri ketika membaca pesan tersebut.
" Sama-sama cantik :) " balas pesan riko.

Setiap hari mereka mempertahankan hubungannya yang kiat membaik. dengan berjalannya waktu kurang lebih 4 bulan mereka jalani. nampaknya mereka saling suka namun tidak ada kata menembak antara riko dengan anggi. dari rikonya sendiri merasa takut jika ditolak oleh anggi. sedangkan anggi sedang menunggu riko untuk menembaknya. repot kan.
hingga akhirnya hubungan mereka mulai renggang. tentunya tidak sehangat ketika pertama kali kenal. tapi, mereka masih saling chatingan. ketika 8 bulan mereka saling kenal, riko memutuskan untuk menembak anggi. namun apadaya, semuanya sangat terlambat. anggi sudah dijodohkan oleh orang tuanya tampa sepengetahuan riko. Riko sangat menyesal. sangat-sangat menyesal saat itu. hingga akhirnya riko menghapus semua kontak serta kenangannya bersama anggi. " berati dia bukan jodohku " ucap riko dalam hati sambil menghapus semua kenangan bersama anggi di handphonenya.



Cerpen Humor - Awas lu din !

Cerpen Humor - Awas lu din !

" tinnn tinnnn " bunyi klakson bis pertanda ada penumpang yang mau turun. " Becak mas, becak " ujar udin si tukang becak di terminal bertepatan saat bis baru datang. bukan hanya si udin, tapi banyak rekannya yang berbondong-bondong menghampiri bis untuk menawarkan jasanya kepada penumpang bis tersebut. namun sayang sekali, dari semua penumpang yang turun tidak ada satupun yang menyaut. " ah apes din, penumpangnya pada bisu " celotehan mahmud kepada udin. " iya nih mud, mudah-mudahan bis berikutnya ada yang naik becakku yah " jawab udin. " iya din, aminn. eh maksudmu cuma kamu ta yang dapat penumpang " celetukan mahmud yang dikerjain si udin. " iya dong, biar aku aja yang ngantar. entar kamu aku kasih dehh " kata udin. " kasih apaan din?  " lagi-lagi mahmud bertanya. " ada lah pokoknya, liat aja nanti " jawab udin sambil lalu berjalan ke becaknya. Mahmud penasaran dengan apa yang akan di kasih udin kepadanya jika ada yang menaiki becak si udin.

" tiinnnn tiinnn " bis kedua datang. entah kemana saat itu hanya tinggal si udin dan si mahmud yang berlari mengejar bis untuk menawari jasa becaknya. " mas becakk, mbakk becak " teriakan pelan si udin kepada penumpang bis tersebut. ternyata bukan si udin yang mendapat penumpang, tapi mahmud. " mud, gimana jadi gak nih tawaran yang tadi. kan kamu enak tinggal duduk manis aja disini " ujar si udin sambil senyum-senyum sombong gitu. " emangnya mau di kasih apa dulu din? " tanya mahmud. " awas nyesel lohh " kata si udin dengan nada meremehkan. " yaudah. mbakk naik becak tuh orang aja yah. saya lagi gak bisa nih " ujar mahmud kepada calon penumpangnya. akhirnya si penumpang berjalan menuju becak si udin dan naiklah dia k atas becaknya. " kemana mbak? " tanya si udin. " alun alun bang " jawab si penumpang. Dengan sigap si udin langsung mengayuh becaknya sambil berteriak " Mudd, aku kasih kasihannn dehlo mud kena tipu hahaha ". Mahmud merasa sangat kesal karena dikerjain oleh udin.  " awas lo din, nipu aku mulu " jawaban mahmud dengan berteriak kencang. sampailah si udin mengantarkan penumpangnya dan ia bergegas untuk mangkal lagi di terminal.

Ternyata si mahmud mengajak tetangganya untuk berpura-pura menjadi penumpangnya yang bertujuan untuk menyombongkannya kepada udin. Mahmud tidak sadar bahwa temannya di pangkalan menelpon si udin dan memberi tahu bahwa mahmud mengajak tetangganya supaya berpura-pura jadi penumpangnya agar si udin iri. " din, mahmud ngajak tetangganya nih supaya berpura-pura jadi penumpangnya. katanya sih pengen buat kamu iri " ujar salah satu teman pangkalan si udin dan mahmud. " hahah dasar si mahmud. yaudah makasih hem infonya " jawab si udin. Tak lama kemudian udin sampai di tempat pangkalannya. sedangkan si mahmud terlihat sibuk mengangkat barang 4 calon penumpangnya padahal mereka hanya tetangganya yang bertujuan agar membuat iri si udin. " wih dapet banyak penumpang nih " ujar udin menyindir mahmud. " iya dong, kan rezeki enggak kemana huhuyy. satu, dua, tiga, empat uhh 80ribu deh " jawab mahmud mencoba menyombongkannya kepada udin. mahmud pun mengayuh becaknya, tak jauh dari pangkalannya. si udin berteriak " hahahah sampek ngundang tetangganya ya buat jadi penumpang. sepi ya mudd kasiann dehlohh " ujar udin sambil menertawai mahmud. wajah si mahmud terlihat kemerahan saat itu dan dia terus mengayuh becaknya menjauhi pangkalannya. saking malunya si mahmud memutuskan untuk tidak kembali mangkal di tempatnya yang kemaren.

Pesan Moral : Jangan percayai temanmu, meskipun itu teman dekatmu. Karena belum tentu mereka tulus dengan kita. Tambahan : SIFAT IRI, DENGKI LEBIH BAIK DI BUANG JAUH-JAUH AGAR TIDAK MENIMBULKAN MASALAH BARU DALAM HIDUPMU

Cerpen Humor Remaja - Aku Menghasut Temanku

 AKU MENGHASUT TEMANKU


" tuiuiuingg...  " suara dengungan mic yang menandakan akan ada pengumuman pagi itu. Ternyata hanya pengumuman agar semua siswa cepat-cepat berbaris untuk upacara di lapangan. Kebetulan aku tidak membawa topi saat itu. Jadinya aku memutuskan untuk tidak mengikuti upacara secara diam-diam. Disaat siswa dan teman kelas semua bergegas ke lapangan, aku malah asik duduk di belakang kelas sendirian menunggu sepi untuk melompat jendela. Tak lama kemudian  datang teman sekelasku dengan wajah kebingungan. " Kenapa lu bob? " tanya aku. " topiku hilang nih ben, gimana yahh " jawab boby yang sedang kebingungan. " Santai aja di sini, aku juga gak bawak topi kok. lagian disina aman " Ujarku sambil menunjuk jendela kelas. Aku pun mencoba menghasut si boby agar tidak ikut upacara juga. kalau sendirian kurang gimana ya, gak ada yang bisa tak ajak ngobrol makanya aku hasut si bobby. " yaudah boleh juga, tapi aku takut bro " kata boby yang lagi-lagi ketakutan. " Udah tenang aja, aku udah pengalaman ngumpet-ngumpet seperti ini " lagi-lagi aku mencoba meyakinkannya. " okedah " jawab boby dengan lemas. Mungkin karena benar-benar takut, makanya jawabnya lemas pikirku.

" Siapppppp Graakkk " Terdengar teriakan pemimpin upacara pertanda upacara telah dimulai. aku cepat-cepat mengajak boby melompati jendela kelas. Soalnya tiap kelas pasti di periksa, makanya aku lompat biar aman. " nahh disini pasti aman bob. nih rokok " ujarku sambil melempar bungkus rokok kepadanya. " gak ah, ben kamu yakin disini aman? " tanya boby lagi. " iya bob aman kok, liat aja tuh puntung rokokku bergeletakan " jawabku dengan menunjukkan beberapa puntung rokok di depanku. Boby terdiam, setelah itu terdengar bukaan pintu di bawah kelas aku. " kreeeekkkk ". " ngapain kalian disini? ayo ayoo keluar cepat " ujar guruku di bawah sambil mengusir siswa yang ternyata tidak ikut upacara juga. " ssstttt, jangan berisik dulu " ujarku sambil menghisap rokok dan segera membuangnya. Boby hanya mengangguk. Saat itu, aku sih yakin kalau gak bakal ketauan. Tatap-tatapan antara aku dengan boby tak bisa dihindarkan. Jujur, saat itu aku juga merasa degdegan. Lumayan lama terdiam tiba-tiba muncul suara dari atas kepalaku " heh kalian, ngapain di sini? " ujar pak tikno selaku guru kesiswaan. Aku dan boby benar-benar kaget saat itu. Herannya, tidak ada suara pintu terbuka di kelasku. Tiba-tiba udah nyongol aja tuh kepala guruku di jendela. " siapa pak? " jawab aku dengan spontan. " ya kalian berdua lah, siapa lagi " kata guruku sambil tertawa. " sini masuk. ikut bapak " ujar guruku sambil mengajak kita entah kemana. Aku dan boby pun meloncat lagi ke dalam kelas hingga akhirnya kita di suruh kelapangan. Bukan main, aku dan boby di hukum berdiri berhadap-hadapan berjarak 5cm antara kepalaku dengan kepala boby. tak sedikit aku mendengar tawa dari salah satu pasukan upacara. " nah kan, apa aku bilang ben. kamu sih sok yakin aman aja " ujar si boby dengan kesal. " namanya juga musibah bro " jawab aku sambil tertawa.


Cerpen Sedih " AYAH "



dedem bergegas ke kantin saat istirahat tiba. tepat di depan ruang perpustakaan ada seorang yang memanggilnya " dem, sini. " teriakan seorang yang entah siapa itu. Dedem pun menoleh, ternyata yang memanggilnya ialah guru BK di sekolahnya. " nak, ibu nitip surat ini  ke orang tuamu " ujar guru tersebut. tanpa menyaut, si dedem langsung pergi meninggalkan ibu tersebut. hingga sesampainya di kantin dedem membaca surat itu yang ternyata isinya adalah surat panggilan kepada orang tuanya. dedem termasuk siswa yang paling terkenal akan kenakalan dan kemalasannya, dia juga  sempat tidak naik saat kelas X. maka dari itu banyak guru yang bertindak seakan tidak suka dengan keberadaan dedem. usai membaca surat yang diberi guru tadi, dedem langsung menyobek surat tersebut.  bertepatan saat deden menyobek, datang ibu ria selaku salah satu guru di sekolahnya dan melihat apa yang dilakukan dedem. " lah, kok di sobek nak? surat penting loh itu, kok malah disobek. makanya jangan bolos terus biar gak dikasih surat panggilan terus " tegur ibu ria. "bu, ibu mau ngasih 10 surat panggilan ke orang tua saya juga percuma, toh orang tua saya sudah tidak peduli " dedem membalas teguran ibu ria dengan nada menantang. guru tadi pun langsung lemas dan mencoba menasihati dedem " uss, tidak boleh gitu. orang tuamu memperlakukan kamu seperti itu pasti ada alasannya nak. cobalah kamu berubah jangan bisanya  cuma ngerepotin orang tua, kasian loh orang tuamu " ibu ria mencoba menasihati dedem sambil menepuk bahunya. dedem pun tak mampu menjawab nasihat guru tersebut, dan bergegaslah dia pindah dan meninggalkan ibu ria dari kantin. " dedem kenapa bu? " tanya penjaga kantin. "entahlah pak. " saut bu ria sambil berjalan meninggalkan kantin.

‌Bel berbunyi, pertanda jam pulang telah tiba. bukannya langsung pulang, dedem masih mampir ke warung dekat sekolahnya untuk nongkrong bersama temannya sambil rokok'an. tak jarang warung tersebut di grebek oleh gurunya karena banyak siswa yang roko'an dengan mengunakan seragam termasuk dedem. namun pada saat itu tidak ada. hinggal akhirnya dedem bergegas pulang pada pukul 15.15 WIB. "Assalamu'alaikum." salam dedem sambil membuka pintu. " Waalaikumsalam. pulangnya kok sore nak? " tanya ibu dedem sambil menjawab salamnya. tidak terdengar sautan dari dedem sambil berjalan ke kamarnya. dengan sedikit rasa kecewa, ibunya menyiapkan makanan untuk dedem yang kebetulan sang ibu memasak masakan kesukaannya. " Nak makan dulu nih, ibu masak tempe balado loh " ujar ibunya sambil membujuk dedem untuk makan. Lagi-lagi tanpa menyaut, dedem mengambil makanan di tangan ibunya dan berjalan menuju ke ruang tv. ibunya pun menghampiri sambil bertanya " kamu kenapa nak? kok ibu lihat dari tadi kamu diam terus " tanya sang ibu karena melihat tingkahnya yang aneh. " gak papa kok bu, dedem cuma kecapean aja " jawab dedem dengan menutupi masalahnya saat itu. " jujur nak, ibu tau pasti ada masalah lagi kan? " tanya ibunya lagi dengan menebak-nebak. akhirnya dedem jujur kepada ibunya " iya bu, dedem tadi di beri surat panggilan orang tua. tapi suratnya sudah dedem sobek tadi " dedem mencoba menjawab pertanyaan ibunya dengan jujur. " kan apa yang ibu bilang, pasti ada apa-apa. kok bisa di kasih surat panggilan orang tua lagi? masalahnya kenapa? " tanya ibunya yang merasa kaget. " dedem sering bolos lagi bu. " jawab deden dengan merasa bersalah. " hmm kamu nak bikin orang tua pusing terus mikirin kamu. yaudah lanjutin makan gih " ibunya berkata sambil mengelus dada. ibunya meninggalkan dedem dan pergi ke kamarnya. " gerbuak,     gerbuakk " bunyi sepatuh ayah yang sedang di buka. pertanda beliau datang dari kantor. " dem, demm " sang ayah memanggil dedem dengan nada keras. " iya yahh, ada apa? " saut dedem sambil menghampiri ayahnya. " kamu yah bisanya cuma bikin repot orang tua. kenapa kamu sobek surat yang di kasih gurumu tadi? " bentak ayahnya. dedem pun bingung kenapa ayahnya bisa tau. ternyata ibu ria lah yang menelpon ayahnya dan memberi tahu semua yang terjadi di sekolahnya tadi pagi. tak mendengar saut dari dedem, ayahnya lagi-lagi membentak " kalau kamu sekolah maen-maen lagi, langsung berhenti aja. ngerti? " ujar ayahnya sambil mengancam. " iya iyaa, gak bakal lagi deh yah " jawab deden sambil mencium tangan ayah dan ibunya. " mulai sekarang kamu tidak boleh keluar malam " bentak ayahnya lagi. dedem pun diam hingga akhirnya si ayah dan ibu meninggalkannya di ruang tamu.

‌sejak masalah tersebut dedem mulai rajin bersekolah. dia juga tidak pernah keluar malam. hingga suatu hari saat ayahnya lagi di kantor, beliau merasa kesakitan pada bagian dada. beliau langsung menuju rumah sakit untuk memeriksanya. setelah melalui tahapan-tahapan pemeriksaan, akhirnya dokter memvonis ayah dedem mengalami sakit jantung. Dengan rasa tidak percaya akhirnya sang ayah langsung pulang ke rumah untuk istirahat tanpa memberi tahu tentang penyakitnya kepada keluarganya. Hari demi hari berjalan tanpa adanya kendala di keluarga dedem. Siang itu, disaat dedem sedang sekolah tiba-tiba dia ingin sekali pulang dan mengajak teman akrabnya yaitu rocki untuk pulang. Padahal saat itu belum waktunya siswa untuk pulang. " rok, pulang yuk " dedem mencoba mengajak rocki untuk pulang. " ogah ah, udah hampir waktunya pulang juga " sautan rocki menolak ajakan dedem. Dedem merasa kesal kepada rocki karena telah menolak ajakannya. Hingga akhirnya dedem duduk sendiri di sepan mushollah dengan mengendong tasnya yang berniatan untuk pulang terlebih dahulu. Entah kenapa, rasa kesal dedem terhadap rocki membuatnya sangat-sangat marah saat itu. Hingga akhirnya dia memutusman untuk pulang sendirian meskipun bukan waktunya pulang. Dengan tenang dedem keluar sekolah melewati pagar depan padahal masih ada satpam yang menjaganya. " woii, balik balik. saya laporin ke kepala sekolah kamu yah " teriakan satpam yang mencoba mengancamnya. Dedem terdiam dan menatap tajam mata si satpam. " kenapa kok lihat-lihat saya seperti itu? sudah pernah tidak naik kelas masih saja ya kelakuanmu. lagi-lagi si satpam ngomel kepada dedem. Kebetulan dedem sangat-sangat tidak suka jika permasalahan tidak naik kelasnya dulu di ungkit kembali. " maksud sampean apa pak kok ngungkit-ngungkit tidak naik kelas? tanya dedem dengan nada menantang. " kan emang kenyataannya seperti itu? " jawab satpam. Tangan dedeh mulai di gepalkan seolah-olah ingin memukul satpam tersebut. Melihat tangan dedem menggepal, si Satpam pun berdiri dengan mengulurkan tangannya seakan mau menangkis pukulan sambil berkata " kamu mau mukul saya yahh " ujar si satpam. kesal dedem pun tambah membara, karena rocki menolak ajakannya dan si satpam seolah nyolot banget terhadapnya. Dedem memang tergolong orang yang emosian. Tanpa basa-basi si dedem langsung memukuli satpam tersebut hingga babak belur. Kebetulan di depan sekolah banyak tukang becak yang menunggu langganannya. " lari nak, nanti ketauan " ujar salah satu tukang becak menyuruh dedem untuk kabur. Namun tidak nutut, ternyata banyak guru yang kebetulan menyaksikan dedem memukuli satpam tersebut. Dengan cepat guru-guru yang melihat langsung mengejar dedem. Dedem sudah agak jauh dari kejaran guru-guru tadi, dan salah satu guru berteriak " kalau kamu terus lari, kamu tidak akan pernah sekolah lagi " teriakan salah seorang guru dengan keras. Akhirnya dedem berhenti dan terdiam. dan akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke sekolahnya bertujuan untuk meminta maaf kepada satpam di sekolahnya. Dengan di seret-seret bajunya, dedem dieret ke ruang guru. Tak sedikit siswa lainnya melihat dedem di bentak-bentak oleh semua guru di ruang guru tersebut. hingga datang guru kesiswaan sambil berkata " keluarkan saja, ini sudah kelewatan " pernyataan guru tersebut sambil menuju komputer di ruang tersebut untuk menuliskan surat DO. Mungkin saat itu tuhan berpihak kepada dedem, karena saat guru tersebut mau menghidupkan komputer ternyata sedang mati lampu. Yang akhirnya dedem tidak jadi menerima surat DO pada hari itu. Ada salah satu seorang guru yang merasa kasihan melihat dedem. Guru tersebut bernaama bu titik. Bu titik sangat disegani di sekolah tersebut karena merupakan guru yang paling senior di sekolah tersebut. " sini nak " ujar bu titik menyuruh dedem untuk menghampirinya.  " kamu minta maaf ke pak satpam, terus bilang sama orang tuamu besok suruh kesini tanpa adanya surat panggilan. mengerti? " ujar bu titik dengan nada tegasnya. " baik bu " jawab dedem sambil menuju satpam tadi untuk meminta maaf. Guru yang lain terdiam saat melihat tindakan bu titik ini. Seolah tidak setuju namun tidak berani untuk menentangnya. Setelah dedem melakukan apa yang di suruh bu titik tadi, semua siswa boleh di pulangkan. tak sedikit teman dedem yang bercanda dengan mengatakan terima kasih, karena berkatnya semua siswa bisa pulang lebih awal. Dedem ketakutan untuk memberi tahu masalah ini kepada orang tuanya karena dia mengira pasti akan membuat kedua orang tuanya kecewa besar terhadapnya. Herannya, meskipun dia sedang mengalami masalah yang bisa dikatakan besar, dia menyempatkan mampir ke warung kopi dekat sekolah lagi yang mungkin dia butuh waktu untuk merangkai kata agar dapat menyampaikan masalah ini kepada orang tuanya. " kok bisa tengkar sama satpam dem? " tanya teman-temannya yang berada di tempat itu juga. dedem mengabaikan pertanyaan-pertanyaan temannya hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk pulang dan memberi tahu apa yang sedang terjadi kepasa orang tuanya. " Bu, buu, buu " teriak dedem yang sedang  mencari ibunya. " ada apa nak? " saut ibu dan berjalan menghampiri dedem. " bu, dedem tengkar sama satpam di sekolah " ujar dedem sambil nangis. " lah, kenapa nak? kok bisa tengkar? kamu ya kok cuma bisanya bikin orang tua nangis nakk " tanya ibu dengan tangisnya yang pecah. " iya bu, dedem memang yang salah. maafin dedem ya bu " jawab dedem sambil mencium kaki sang ibu.

" Duh, gimana kalau kamu sampai di keluarkan dari sekolah nak. ibu tidak mau semua itu terjadi " ujar sang ibu sambil menangis. Melihat ibunya menangis, Dedem tambah histeris lagi nangisnya. Mungkin dia merasa benar-benar bersalah saat itu. Ditambah lagi dengan mendengar perkataan ibunya tersebut si Dedem baru menyadari bahwa orang tuanya sanga-sangat menyayanginya. Tak lama kemudian ayahnya datang dari kantornya. Ayahnya pun merasa bingun dan kaget melihat istri dan anaknya sama-sama menangis histeris. Dengan rasa penasaran sayng ayah bertanya " ada apa buk? ". " Dedem tadi tengkar dengan satpam di sekolahnya yah " ujar ibu dengan tangisannya yang semakin menjadi. Setelah mendengar informasi tersebut ayah dedem tiba-tiba terjatuh dengan nafasnya yang ter engah-engah. " yah bangun yah, ayah kenapa? " teriakan dedem kepada ayahnya. Dedem dan ibunya merasa kebingungan mau melakukan apa saat itu. Akhirnya keluarga lainnya serta tetangganya saling berdatangan karena mendengar suara tangisan yang teramat kencang dari rumahnya. Namun apadaya, Tuhan berkata lain. Ayah dedem telah meninggal sebelum semuanya datang. Isak Tangispun tak dapat di hindari. terlebih lagi sang ayah termasuk seseorang yang ramah terhadap tetangga. Dedem dan ibunya sangat terpukul saat itu. Sang ibu yang menangis histeris sempat tidak sadarkan diri untuk beberapa kali. Sedangkan dedem dicoba ditenangkan oleh mas roni selaku sepupunya. " Sabar dem, sabaarr. ini semua udah takdir Allah " ujar mas roni sambil mengelus-elus kepala dedem. " Tidak mas, ini semua salahku. Ayah tidak akan meninggal jika aku tidak menjadi beban di hidupnya " Teriakan dedem kepada mas roni. " Ini bukan salahmu. Semuanya sudah takdir yang maha kuasa nak. Sekarang tinggal kamu dan ibumu. Kamu harus berubahh. Buang semua sifat-sifat negatifmu yang dulu. Ingat, sekarang kamulah yang bertanggung jawab terhadap ibumu sebagai pengganti ayahmu " Ujar mas roni bermaksud menenagkan Dedem. Hingga akhirnya Dedem mulai tenang.

Tiba waktunya proses pemakaman sang ayah. Dengan menangis, Dedem tetap memikul peti jenazah ayahnya dari rumah hingga ke tempat pemakaman dengan terus menerus mengumandangkan bacaan  " Laila haillallah ". Kesedihan menyelimuti proses pemakaman yang sedang berlangsung. Setelah sang ayah telah tiada, dedem baru menyadari bahwa kehilangan ayah sangat-sangat menyakitkan. Ditambah lagi dengan umurnya yang masih SMA. Dia merasa sangat menyesal dengan apa yang dilakukan selama ini.


Pesan Moral : Di setiap pertemuan, akan datang perpisahan. Maka dari itu, sebelum perpisahan datang jangan sampai mengecewakan orang-orang di sekitarmu agar kelak jika perpisahan itu benar-benar datang kalian tidak lagi merasa menyesal.